Nama : Frisca Idviosa
NPM : 1A112045
Kelas : 2KA28
A.
Dimensi Struktur
Organisasi
Kompleksitas
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.
Diferensiasi
horisontal
Diferensiasi
horisontal merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit
berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mer
eka laksanakan, dan tingkat
pendidikan
serta
pelatihannya.
Diferensiasi
vertikal
Diferensiasi
vertikal merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat,
demikian pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di
dalam organisasi bertambah. Makin banyak tingkatan yang terdapat di
antara top management dan tingkat yang paling rendah, maka makin
besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan makin
sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial,
serta makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan
bawahannya.
Diferensiasi Spasial
Diferensiasi
spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik,
dan personalia sebagai sebuah organisasi tersebar secara geografis.
Diferensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi dan
dan diferensiasi horizontal dan vertikal. Artinya, adalah mungkin
untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis.
Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.
Formalisasi
Formalisasi
merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu
distandardisasikan. Jika formalisasi rendah, perilaku para pegawai
relatif tidak terprogram. Karena kebijakan dari seseorang di dalam
pekerjaannya berbanding terbalik dengan jumlah perilaku yang
diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin besar
standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaiman
suatu pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi
bukan hanya menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku
secar lain, tetapi juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai
untuk mempertimbangkan aternatif.
Sentralisasi
Sentralisasi
adalah yang paling problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi
dinyatakan sebagai sejauh mana kekuasaan formal dapat membuat
kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan pada satu individu,
sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya pada tingkat tinggi dalam
organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada di bagian bawah
organisasi) hanya memperoleh masukan yang minim dalam pekerjaan
mereka. Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana
pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di
dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya
spesialisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah
menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang dimiliki
seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan
sebagai sebuah ukuran mengenai sentralisasi. Kelima langkah dalam
proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: mengumpulkan
informasi untuk diteruskan kepada pengambil keputusan mengenai apa
yang dapat dilakukan; memproses dan menginterpretasikan informasi
tersebut untuk memberi saran kepada pembuat keputusan mengenai apa
yang harus dilakukan; membuat pilihan mengenai apa yang hendak
dilakukan; memberi wewenang kepada orang lain mengenai apa yang
hendak dilakukan.
B.
Departementalisasi
Pengertian
Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan
yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai
berikut :
- Fungsi
- Produk atau jasa
- Wilayah
- Langganan
- Proses atau peralatan
- Waktu
- Pelayanan
- Alpa – numeral
- Proyek atau matriks
Departementalisasi
fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan –
kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi
fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan
bentuk dasar departementalisasi.
kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif. Departementalisasi Divisional : Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif. Departementalisasi Divisional : Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
C.
Model-model Desain
Organisasi
Model
desain organisasi dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Model Mekanistis
Menekankan
pentingnya produksi dan efisiensi melalui :
• Penggunaan Ekstensif aturan dan prosedur
• Kewenangan terpusat
• Spesialisasai tenaga kerja yang tinggi
• Penggunaan Ekstensif aturan dan prosedur
• Kewenangan terpusat
• Spesialisasai tenaga kerja yang tinggi
Model Organik
Menekankan
pentingnya produksi dan efisiensi melalui :
• Penggunaan terbatas aturan dan prosedur
• Kewenangan terdesentralisasi
• Derajat spesialisasi yang relatif rendah
• Penggunaan terbatas aturan dan prosedur
• Kewenangan terdesentralisasi
• Derajat spesialisasi yang relatif rendah
D.
Implikasi Manajerial Desain
dan Struktur
Organisasi
Pegawai
atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan
struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat
terselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian
bagian tugas kerja.
Untuk melakukan pengumpulan
orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen
dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan kegiaitan
departementalization atau departementalisasi.
posisi adalah kualitas maka
setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu
organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi
tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desan
dan struktur organisasi