Nama : Frisca Idviosa
NPM : 1A112045
Kelas : 2KA28
A. Pengertian dan arti penting komunikasi
Komunikasi
adalah
proses dimana orang yang bekerja dalam organisasi saling
mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya. Yang
penting komunikasi dalam organisasi diperolehnya komunikasi yang
efisien dan efektif. Komunikasi yang efektif terjadi bila artian yang
dimaksudkan oleh pengirim berita dan artian yang ditangkap oleh
penerima berita itu sama dan satu. Sedangkan komunikasi yang efisien
terjadi bila biayanya minimum berdasar sumber daya yang dimanfaatkan.
Komunikasi
yang efektif sangat penting bagi manajer, karena sebagai proses
dimana fungsi manajemen seperti fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi kepemimpinan, fungsi pengendalian dapat
dicapai. Komunikasi biasanya sering terganggu hal ini dikarenakan
masalah sematik/arti kata, tak adanya umpan balik, saluran
komunikasi, gangguan fisik, perbedaan budaya dan status.
Ada pedoman
untuk mendapatkan komunikasi secara efektif antara lain yaitu bahwa
seseorang harus mendengarkan secara aktif, usahakan memberikan umpan
balik, lansung pada masalah, mengambarkan situasi,dan meringkas.
Proses komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung
jawabnya dan informasi harus dikomunikasikan jepada para manajer
sebagai dasar pembuatan keputusan dalam pembuatan fungsi manajer baik
secara lisan maupun tulisan.
Komunikasi
dapat diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau
informasi seseorang ke orang lain. Selain dikatakan sebagai proses
pemindahan gagasan seseorang dari orang lain dalam bentuk kata-kata
tetapi juga dalam bentuk ekspresi wajah intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau
disebut rantai pertukaran informasi. Hal ini mengandung unsur-unsur ;
- Sebagai kegiatan seseorang untuk megerti,
- Sebagai sarana pengendalian informasi,
- Sebagai sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.
- Jelaskan konsep/ide Anda sebelum berkomunikasi,
- Teliti tujuan sebenarnya dalam komunikasi,
- Pertimbangkan suasana lingkungan dan waktu,
- Hubungan pihak lain,
- Waspada atas nada dan isi berita,
- Komunikasikan seseorang yang membantu dan bernilai bagi penerima,
- Tindak lanjut komunikasi,
- Komunikasi untuk waktu yang akan datang pula,
- Tindakan konsisten dengan kata,dan
- Menjadilah pendengar yang baik.
B.
Jenis dan Proses
Komunikasi
Contoh model
komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :
Jika
salah satu elemen
komunikasi
tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen
dalam komunikasi antara lain :
- Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
- Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
- Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
- Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
- Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.
- Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.
Didalam
organisasi sangat membutuhkan komunikasi. Adapun
jenis- jenis komunikasi dalam
organisasai antara lain :
a. Komunikasi
formal vs informal
Komunikasi
formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai komando yang dicapai
oleh hirarki wewenang. Komunikasi informal adalah komunikasi yang
terjadi diluar dan tidak tergantung pada herarki wewenang. Komunikasi
informal ini timbul karena adanya berbagai maksud, yaitu
- Pemuasan
kebutuhan manusiawi,
- Perlawanan
terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan,
- Keinginan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
- Sumber
informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain
dari komunikasi informasi adalah adalah dasas-desusyang secara resmi
tidak setuju. Desas-desus ini juga mempunyai peranan fungsional
sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
b.
Komunikasi ke bawah vs komunikasi ke atas vs
komunikasi
lateral
Komunikasi
kebawah mengalir dari peringkat atas ke bawah dalam herarki.
Komunikasi ke atas adalah berita yang mengalir darin peringkat bawah
ke atas atas suatu organisasi. Komunikasi lateral adalah sejajar
antara mereka yang berada tingkat satu wewenang.
c. Komunikasi
satu arah dan dua arah
Komunikasi
satu arah, pengirim berita berkomunikasi tanpa meminta umpan balik,
sedangkan komunikasi dua arah adalah penerima dapat dan memberi umpan
balik.
Bagaimanapun
juga keefektifan komunikasi organisasi dipengaruhi beberapa faktor
diantaranya :
- Saluran komunikasi formal
- Sruktur wewenang
Dalam
organisasi dimana perbedaan stasus dan kekuasaan akan mempengaruhi
isi komunikasi.
- Spesialis jabatan
Anggota
organisasi yang sama akan menggunakan istilah-istilah, tujuan, tugas,
waktu, dan gaya yang sama dalam berkomonikasi.
- Pemilikan informasi
Berarti
individu memunyai informasi dan pengetahuan yang khas mengenai
tugasnya.
Dari
pengamatan yang ada, bentuk-bentuk jaringan komunikasi dikelompokan
ke dalam beberapa bentuk diantaranya bentuk lingkaran, diagonal,
lateral, rantai, huruf Y, dan bintang.
C.
Komunikasi Efektif
Komunikasi
yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila
terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan
dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua
pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi
komunikasi yang efektif antara pengajar dengan mahasiswa, maka dapat
dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada
lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan
komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa
kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan
saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam
proses pembelajaran.
D.
Implikasi Manajerial
Proses Pengambilan Keputusan
Partisipatif Dalam Organisasi Sekolah manajerial
yang baik. Rendahnya kemampuan kepala sekolah akan berpengaruh
terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam
mengambil keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan
dan rencana program pengembangan sekolah. Pengambilan keputusan
merupakan salah satu kegiatan dalam manajemen yang berkaitan dengan
masalah dalam organisasi. Begitu juga dalam organisasi kependidikan,
keputusan pendidikan merupakan faktor esensial dalam menentukan
kebijakan-kebijakan.
Dalam era desentralisasi, sekolah
memiliki otonomi yang seluas-luasnya yang menuntut peran serta
masyarakat secara optimal. Bentuk nyata dari otonomi pendidikan dan
otonomi sekolah adalah manajemen berbasis sekolah.Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) atau School Based
Management merupakan pengkoordinasian dan
penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah
dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan
sekolah (stakeholders) secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka
pendidikan nasional.
Esensi dari MPMBS adalah otonomi
sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran
mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pengelolaan
pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh
lapisan masyarakat (Caldwell dan Spinks, 1992). Konsep ini merupakan
suatu bentuk pengelolaan sekolah yang menjamin sekolah memiliki
otonomi yang luas dalam mengelola pembelajaran, sumber dayanya,
menentukan kebijakan yang sesuai dengan keinginan lembaga dan
masyarakat, serta dalam pengelolaannya melibatkan orang tua dan
masyarakat, dan tidak mengabaikan kebijakan nasional. Melalui
kebijakan ini, pihak sekolah memiliki keleluasaan dalam pengambilan
keputusan tentang pengelolaan sumber daya, kurikulum, dan peningkatan
profesionalisme guru dan staf. Hal ini tentu menuntut keleluasaan
guru dan karyawan dalam berapresiasi dan berinovasi sesuai dengan
kondisi lingkungan yang ada, tanpa harus terikat dengan aturan-aturan
kurikulum yang ketat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar