Jumat, 01 November 2013

Pendidikan untuk Rakyat Kecil

(Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat)
Oleh Frisca Idviosa/ 1A112045/ 1Ka24   

Manusia dilahirkan sebagai mahkluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, karena kita pasti butuh bantuan sesama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Masyarakat Indonesia terkenal akan gotong royong dan musyawarah untuk mencapai mufakat. Lalu, apakah gotong royong dan musyawarah ini berlaku untuk semua lapisan masyarakat? Tentu saja. Lapisan masyarakat kita terdiri dari kalangan dengan ekonomi kebawah, menengah, dan keatas. Ada miskin, biasa saja, dan kaya. Untuk mencapai suatu tujuan kepentingan bersama semua kalangan harus bermusyawah untuk mencapai mufakat tidak ada diskriminatif dalam hal ini, dan begitu juga dengan bergotong royong. Gotong royong tidak untuk rakyat kecil saja, tapi kalangan atas pun harus turun tangan untuk bergotong royong, karena hal ini adalah kewajiban kita dalam hidup bersosial bermasyarakat. Mahluk ciptaan Allah, dimata-Nya, baik miskin atau kaya mempunyai kesamaan derajat dimata-Nya.  Jadi tidak ada perbedaan kecuali hati dari masing-masing manusia itu sendiri.  

Berbicara mengenai pendidikan, sekarang ini biaya pendidikan begitu tinggi, lalu bagaimana dengan masyarakat yang mempunyai keadaan ekonomi rendah apakah berhak untuk merasakan bangku sekolah? Sedangkan, dana yang mereka punya pun hanya cukup untuk kebutuhan  makan sehari-hari, lalu bagaimana menyikapi hal ini?. Banyak dari masyarakat kita di Indonesia masih ada yang buta huruf, tidak bisa membaca dan bisa menulis. Bahkan diusia mereka yang bisa kita bilang sudah tua mereka masih buta huruf. Bagaimana mereka mengajari anak-anak mereka sedangkan mereka sendiri tidak bisa membaca dan menulis. Peran pemuda sangat dibutuhkan disini untuk membantu masa depan mereka yang masih belia karena merekalah tombak negara kita yang baru yang harus mempunyai pendidikan untuk memajukan bangsa ini, Indonesia.  

Kita sebagai pemuda bisa membantu para anak-anak, dan remaja, maupun orang dewasa yang masih buta huruf dengan cara mengajarka pelajaran yang ada disekolah dengan tidak memungut biaya dari mereka. Atau sekolah dapat memberikan beasiswa bagi masyarakat yang kurang mampu. Hal ini sudah teraplikasikan dan sering kita dengar di berita atau baca di media massa. Contohnya saja, Bapak Jokowi menerbitkan Kartu Jakarta Pintar, untuk siswa tidak mampu, dimana biaya tersebut dapat siswa gunakan untuk membeli perlengkapan sekolah mereka, sehingga mereka pun dapat semangat untuk terus belajar.  Anak-anak ini kembali mempunyai impian mempunyai cita-cita untuk kehidupan mereka, untuk mencapai kesuksesan, dan kesuksesan yang mereka dapatkan nantinya akan memajukan bangsa ini, bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar